Yen, AUD & Poundsterlling Menguat terhadap USD
Yen, AUD, dan Poundsteerling menguat atas USD. Nilai mata uang Australia naik 0,1 % menjadi 91,97 US per sen pada pukul 9:02 waktu Sydney, mendekati tingkat tertinggi sejak 20 Januari, dari 91,85 per sen di New York kemarin. Mata uang tersebut naik terhadap yen sebesar 0,1% menjadi 83,02 yen. Aussie terhadap dolar Selandia Baru merosot menjadi NZ $ 1,2893, level paling lemah sejak 2 Maret.Dolar Selandia Baru naik 0,4 % menjadi 71,30 sen terhadap dolar AS, mendekati yang level paling tinggi sejak 3 Februari. Dan naik terhadap yen sebesar ¥ 64,36 dari 64,11.Acuan suku bunga naik 4 % di Australia dan 2,5% di Selandia Baru, dibandingkan dengan 0,1% di Jepang dan nol di AS, hal ini menarik investor ke Pasifik Selatan yang lebih tinggi dalam menghasilkan aset. Risiko perdagangan pasar mata uang akan menghapus keuntungan. Sementara itu Mata uang Jepang diperdagangkan di harga 90,32 per dolar AS pada pukul 8:36 a.m waktu Tokyo dari harga 90,31 kemarin di New York, ketika mencapai 89,99, harga terkuat sejak 10 Maret. Yen diperdagangkan seharga 124,34 per euro setelah turun 0,4 % kemarin. Euro membukukan harga sebesar US$1,3765 dan naik 0,7 % kemarin.Disamping itu adanya rencana Bank Jepang akan mengembangkan program kredit senilai 10 trilliun yen (US$111 milyar), demikian hasil survei terhadap 12 dari 17 ekonom oleh Bloomberg News. Mereka menyatakan mereka tidak mengharapkan suku bunga pinjaman semalam naik dari 0,1%.
Yen, AUD, dan Poundsteerling menguat atas USD. Nilai mata uang Australia naik 0,1 % menjadi 91,97 US per sen pada pukul 9:02 waktu Sydney, mendekati tingkat tertinggi sejak 20 Januari, dari 91,85 per sen di New York kemarin. Mata uang tersebut naik terhadap yen sebesar 0,1% menjadi 83,02 yen. Aussie terhadap dolar Selandia Baru merosot menjadi NZ $ 1,2893, level paling lemah sejak 2 Maret.Dolar Selandia Baru naik 0,4 % menjadi 71,30 sen terhadap dolar AS, mendekati yang level paling tinggi sejak 3 Februari. Dan naik terhadap yen sebesar ¥ 64,36 dari 64,11.Acuan suku bunga naik 4 % di Australia dan 2,5% di Selandia Baru, dibandingkan dengan 0,1% di Jepang dan nol di AS, hal ini menarik investor ke Pasifik Selatan yang lebih tinggi dalam menghasilkan aset. Risiko perdagangan pasar mata uang akan menghapus keuntungan. Sementara itu Mata uang Jepang diperdagangkan di harga 90,32 per dolar AS pada pukul 8:36 a.m waktu Tokyo dari harga 90,31 kemarin di New York, ketika mencapai 89,99, harga terkuat sejak 10 Maret. Yen diperdagangkan seharga 124,34 per euro setelah turun 0,4 % kemarin. Euro membukukan harga sebesar US$1,3765 dan naik 0,7 % kemarin.Disamping itu adanya rencana Bank Jepang akan mengembangkan program kredit senilai 10 trilliun yen (US$111 milyar), demikian hasil survei terhadap 12 dari 17 ekonom oleh Bloomberg News. Mereka menyatakan mereka tidak mengharapkan suku bunga pinjaman semalam naik dari 0,1%.
Sedangkan Pound naik 0,9% menjadi US$1,5164 pada pukul 4:30 waktu London, setelah sebelumnya tergelincir sebesar 0,5 %. Poundsterling meningkat 0,3% menjadi 90,54 terhadap mata uang euro, setelah sebelumnya melemah sebesar 0,4%.Obligasi pemerintah naik selama sepuluh tahun, dengan hasil penurunan 4 basis poin menjadi 4,02%. Hasil catatan dua tahun terhadap obligasi tersebut tetap pada 1,21%.Perbedaan dalam kenaikan, atau perkembangan, antar-sekuritas telah menyempit sebesar 4 poin menjadi 281 poin, sejak 8 Maret, ini menunjukkan investor relatif kurang tertarik terhadap keamanan jangka pendek.Jajak pendapat Guardian / ICM menemukan sekitar 40 % dari mereka yang disurvei berniat untuk memilih partai Konservatif, naik 3 poin dari bulan lalu, sementara 31% mengatakan mereka berencana untuk memilih Partai Buruh, naik 1 poin dari bulan sebelumnya. Poundsterling merosot kemarin setelah sehari sebelumnya Sunday Times melakukan jajak pendapat yang menunjukkan penurunan pemilih pada partai buruh sebesar 4%.Kekhawatiran bahwa Inggris, yang tertinggal di belakang AS dan zona wilayah euro dalam mengahadapi resesi, tidak akan memilih sebuah pemerintahan yang kuat untuk mempersempit defisit anggaran yang turut menyebabkan penurunan poundsterling sebesar 3,8% terhadap dolar pada bulan lalu.Obligasi Inggris jatuh dalam 12 bulan terakhir bahkan bank sentral membeli 200 miliar pounds (US$304 miliar) dalam emas
setara dengan 89% dari rencana penjualan tahun ini.Gilt kehilangan investor 1,7 % pada tahun lalu, dibandingkan dengan keuntungan 4,5 % untuk obligasi Jerman dan 0,9 % untuk Treasuries, berdasarkan indeks unit Bank of America Merrill Lynch Corp.Nilai mata uang jatuh sebelumnya setelah laporan Reuters kemarin bahwa Komisi Eropa mengatakan Inggris tidak berbuat cukup untuk mengurangi defisit anggaran. Uni Eropa telah salah dan "rencana mengurangi separuh defisit selama lebih dari empat tahun adalah hal yang benar untuk dilakukan," kata Sekretaris Kepala Treasury Liam Byrne dalam wawancara radio BBC hari in
0 Comments:
Post a Comment