-->

Sabtu, 03 Desember 2011

BRI Masih tertinggi dalam Penyaluran Kredit

BRI Masih tertinggi dalam Penyaluran Kredit

Data Bank Indonesia posisi September 2011 mencatat bahwa total kredit yang dikucurkan perbankan di Indonesia sampai September 2011 mencapai Rp 1.739,27 triliun. Dari jumlah tersebut sebanyak Rp 1.312,981 (63,15%) dikuasai 10 bank.Dari kesepuluh Bank tersebut BRI menjadi The Most Agressive dalam penyaluran kredit di Indonesia. berikut ini 10 bank tersebut :
-PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Rp 276,299 triliun (13,29% dari total kredit nasional)
- PT Bank Mandiri Tbk Rp 257,77 triliun (12,4% dari total kredit nasional)
- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Rp 175,571 triliun (8,44% dari total kredit nasional)
- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Rp 154,674 triliun (7,44% dari total kredit nasional)
- PT Bank CIMB Niaga Tbk Rp 118,684 triliun (5,71% dari total kredit nasional)
- PT Bank Danamon Indonesia Tbk Rp 85,643 triliun (4,12% dari total kredit nasional)
- PT Pan Indonesia Bank Tbk (Bank Panin) Rp 64,724 triliun (3,11% dari total kredit nasional)
- PT Bank Permata Tbk Rp 62,942 triliun (3,03% dari total kredit nasional)
- PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Rp 59,295 triliun (2,85% dari total kredit nasional)
-PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) Rp 57,378 triliun (2,76% dari total kredit nasional)

Sepanjang Januari-September 2011 bank-bank umum di Indonesia meraup laba bersih Rp 56,74 triliun. Laba tersebut naik 31% dibandingkan periode yang sama di 2010 Rp 43,36 triliun.

Kenaikan laba perbankan ini ditopang oleh kenaikan pendapatan operasional selama Januari-September 2011 yang sebesar Rp 287,634 triliun, naik dari periode yang sama tahun lalu Rp 258,489 triliun.




Pendapatan non operasional perbankan pada periode Januari-September 2011 juga naik menjadi Rp 104,49 triliun, dari periode yang sama tahun lalu Rp 87,09 triliun.Jumlah kredit perbankan Indonesia pada periode tersebut mencapai Rp 2.079,61 triliun, naik dibandingkan periode yang sama di 2010 yang nilainya Rp 1.659,145 triliun.Jumlah kredit di September 2011 didominasi oleh kredit rupiah senilai Rp 1.739,27 triliun, kemudian kredit valas Rp 339,98 triliun.Total aset perbankan di Indonesia hingga September 2011 mencapai Rp 3.371,453 triliun, naik dari posisi September 2010 yang sebesar Rp 2.758,06 triliun


Baca Selengkapnya......

Rabu, 16 November 2011

Jaga Likuiditas BI Gunakan reverse repo

Bank Indonesia (BI) menyiapkan sejumlah cara mengantisipasi keadaan itu. Salah satunya, mengaktifkan instrumen reverse repurchase agreement (repo) jangka pendek Surat Berharga Negara (SBN). Kebijakan ini ditempuh, sejak BI aktif membeli SBN pemerintah dengan memakai cadangan devisa.Reverse repo adalah penjualan SBN milik BI ke bank. Transaksi ini disertai komitmen bank sentral yang akan membeli kembali SBN tersebut pada jangka waktu yang ditentukan. Reverse repo merupakan instrumen untuk menyerap likuiditas di pasar. BI menyediakan layanan ini melalui Variable Rated Tender (VRT). Tenornya mulai 1 hari hingga 12 bulan.Direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI, Perry Warjiyo menjelaskan, reverse repo menyasar bank yang kelebihan likuiditas, tapi memiliki keterbatasan dalam mengakses pasar keuangan. "BI memiliki SBN lebih dari Rp 60 triliun, sekitar 90% sudah kami reverse repo," ujar Perry,Selasa (15/11).

Selain menyediakan reverse repo, BI juga membuka kesempatan bagi bank pemilik SBN dan SBI yang sedang kesulitan likuiditas melakukan repo atau menggadaikan surat berharga mereka. "Dua bulan terakhir kami mengumpulkan SBN dan kami reverse repo dalam Operasi Pasar Moneter," tambah Perry.

Aliran likuiditas ke instrumen jangka pendek ini akibat banyak faktor. Salah satunya, ketidakpastian capital inflow. Ssaat krisis memburuk, suplai dana jangka pendek ke sistem keuangan tidak bisa dipastikan. Ada kemungkinan bakal menurun sehingga bank harus siap mengantisipasinya.

Di sisi lain, bank membutuhkan dana untuk menopang ekspansi. Ini memacu perebutan dana jangka pendek di antara bank.

Menambah cadangan

Berdasarkan data BI, hingga 11 November 2011, total reverse repo BI mencapai Rp 58,2 triliun. Adapun Term Deposit (TD) 1-3 bulan mencapai Rp 8,2 triliun, TD lebih dari 3 bulan Rp 152,7 triliun, dan SBI 9 bulan Rp 143,1 triliun. Adapun total penempatan dana bank di BI Rp 429 triliun.

Dibandingkan akhir Juni 2011, reverse repo mencapai Rp 26 triliun. TD 1 bulan sebesar Rp 34,3 triliun, TD 3 bulan Rp 116,3 triliun dan TD lebih dari 3 bulan mencapai Rp 51,3 triliun. Adapun SBI 6 bulan Rp 5 triliun, SBI 9 bulan Rp 180,9 triliun, sehingga total dana di instrumen perbankan mencapai Rp 485,7 triliun.


Kepala Ekonom Bank Danamon, Anton Gunawan mengatakan bank meminati instrumen ini karena sangat likuid dan bisa menjadi semacam simpanan di BI untuk jaga-jaga bila ada capital reversal atau pembalikan dana. "Juga bisa mendorong pinjaman dengan penjaminan di pasar," ujarnya.

Tingginya minat perbankan di reverse repo dan repo ini karena Pasar Uang Antarbank (PUAB) tidak berkembang. Pasalnya, masih ada hambatan dalam memberikan pinjaman seperti batas penyaluran pinjaman pada grup sendiri. "Ekses likuiditas perbankan memang besar, tetapi hanya terpusat pada beberapa bank besar," terang Anton.

Kepala Tresuri Bank Commonwealth Indonesia, Lucky Safril, mengatakan, berkembangnya transaksi tersebut karena SBI sudah tidak fleksibel bagi bank, sejak diterapkan six month holding period. Ini membuat pasar sekunder SBI kurang likuid.

Menurut dia, kebijakan ini sangat membantu apalagi saat pasar sepi, BI sering transaksi ini tiga kali dalam sepekan. "Kebijakan ini juga menambah secondary reserve bank di BI." ujar Lucky



Baca Selengkapnya......

Bunga Kredit Mikro dan UKM Masih Tinggi

Mirza Adityaswara dalam seminar Seminar Indonesia Economic Outlook 2012 yang digelar Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Kamis (16/11)mengatakan bahwa tingkat suku bunga yang dikenakan bank terhadap kredit UKM dan Mikro saat ini masih terlalu tinggi yang berada di kisaran 36%-40% .Menurut Mirza angka tersebut masih bisa diturunkan. Asumsinya, jika komponen bunga deposito, overhead, premi risiko, dan margin masing-masing sebesar 7%, 3%, 7%, dan 4%, bunga yang dikenakan bisa mencapai minimal 21%. Kalaupun margin ditambahkan, masih bisa dinaikkan ke level 25%.


Net Interest Margin perbankan dalam negeri cukup tinggi, terutama pada bank-bank penyalur kredit UKM dan Mikro. Per September 2011, misalnya NIM BRI 10,2%, BTPN 12,7% dan Bank Danamon 9,9%."Beliau juga mengatakan bahwa NIM mikro bisa diturunkan kalau kompetisi ditambah. Seperti yang terjadi di kredit korporasi dan KPR," kata Mirza


Baca Selengkapnya......

Adiwarman Prediksi Indonesia Penguasa Aset Syariah 2023

Adiwarman Karim Prediksi Indonesia Penguasa Aset Syariah 2023

Adiwarman karim Pakar Ekonomi Syariah dari Karim Business Consulting, memprediksi pada tahun 2023, Indonesia akan menguasai sebagian besar porsi aset keuangan syariah global pada tahun 2023. Hal tersebut diakui oleh para peneliti keuangan syariah yang hadir dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Intelijen Keuangan Syariah di Malaysia 15 November 2011. Beliau memprediksi Aset industri keuangan syariah dunia pada 2023 akan mencapai 8,6 miliar dolar AS, dan Indonesia mencapai 1,60 miliar dolar AS. Adapun posisi Indonesia dalam penguasaan aset menurut Pertemuan Tingkat Tinggi Intelijen Keuangan Syariah adalah berada di posisi pertama dengan jumlah aset 1,59 miliar dollar AS. Lalu di urutan kedua dan ketiga ada Pakistan dan India masing-masing senilai 1,38 miliar dolar AS.



Lalu di posisi keempat ada Bangladesh (1,15 miliar dolar AS). Kelima, Iran (624 juta dolar AS). Keenam, Turki (581 juta dolar AS). Ketujuh, UK (190 juta dolar AS). Kedelapan, Yaman (187 juta dolar AS). Kesembilan, Syria (163 juta dolar AS).

"Barulah di posisi sepuluh ada Malaysia dengan nilai aset 133 juta dolar AS, dan kesebelas Uni Emirat Arab sebesar 94 juta dolar AS," tutur Adiwarman.

Baca Selengkapnya......

Rabu, 24 Agustus 2011

1juta dukungan runtuhkan dinasti Ruzli Zainal mulai marak di facebook

1juta dukungan runtuhkan dinasti Ruzli Zainal mulai marak di facebook

Gerakan ini mulai memanas setelah Rusli Zainal selaku Gubri dan suami salah satu kandidat cawako pekanbaru merombak kabinet di pemko pekanbaru yang meletakkan Pj walikota Pekanbaru Syamsu Rizal (mantan bupati bengkalis) dan saat ini menjabat sebagai kepala inspektorat Pmprov Riau, bukan itu saja bahkan Gubri juga merombak sekda kota pekanbaru yakni wardan dan merangkap jabatan kepalda dinas Pendidikan Pemprov Riau, serta meletakkan pejabat KPU di pekanbaru. Tindakan tersebut membuat situasi di kota Pekanbaru menjadi memanas namun, sampai saat berita ini diturunkan kota pkanbaru masih dalam keadaan kondusif dan tenang, namun di media jaringan sosial yakni facebokk muncul gerakan 1.000.0000, dukungan runtukan dinasti Rusli Zainal, dimana gerakan tersebut bersifat terbuka sampai saat berita ini diturunkan jumlah anggota telah mencapai 3200 anggota.
Keputusan MK yang mewajibkan PSU di kota pekanbaru mengamanatkan 90 hari, mungkin akan diskenariokan akan diulur waktu, dan hal tersebut telah terbaca oleh warga kota Pekanbaru tentang strategi yang dilakukan oleh Gubri yang berusaha memenangkan istri beliau untuk maju menjadi wako pekanbaru.
Disamping itu juga adanya skenario tidak ada biaya dikarenakan anggaran defisit menjadi alibi untuk menunda PSU, padahal dana yang dibutuhkan sebesar Rp. 3.5 M, sampai saat berita ini diturunkan masih ada dana di Pekanbaru terutama di PU masih ada anggaran sebesar Rp. 7 M yang belum terpakai, namun yang menjadi kejanggalan dana untuk pembangunan venue PON sebesar 1.3 T bisa diadakan dan dengan menggunakan dana anggaran APBD Pemko Pekanbaru, sehingga mengakibatkan satker di lingkungan pemko pekanbaru harus menunda kegiatan mereka, disamping itu juga statemen syamsu Rizal di media lokal membuat kondisi tidak kondusif dimana menyalahkan perosalan leadership sehingga target terlalu tinggi, jika kita tilik kembali bahwa statement bellailah yang mencerminkan ketidakmampuan beliau untuk bekerja dalam mencapai target tersebut, jika kita lihat performance beliau menjadi Bupati bengkalispun tidak begitu baik banyak kasus korupsi belum diangkat, belum lagi dimana Syamsu Rizal mendukung gerakan pesantren Zaitun di Pulau Rupat sebagai tindakan makar KW IX, sehingga Hal-hal inilah telah memancing gerakan tersebut timbul. Gerakan tersebut bebas mengeluarkan opini dan pendapat di forum media jaringan sosial tersebut, Gerakan tersebut juga cukup cerdas dan tidak dibatasi oleh moderator








Baca Selengkapnya......

Minggu, 07 Agustus 2011

Pembiayaan Perbankan Syariah Mencapai Rp. 83 T

Pembiayaan Perbankan Syariah Mencapai Rp. 83 T

Pembiayaan perbankan syariah pada semeter I-2011 mengalami kenaikan sebesar 45,4% atau sebesar Rp. 83 T dibanding pada periode yang sama pada tahun sebelumnya. Aset perbankan syariah juga telah mencapai Rp 112 triliun. Hal ini diungkapkan olehmDirektur Direktorat Perbankan Syariah BI Mulya E. Siregar kepada wartawan di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (5/82011).Dari sisi aset, lanjutnya, industri perbankan syariah yang terdiri dari 11 Bank Umum Syariah (BUS) dan 23 Unit Usaha Syariah (UUS) tercatat sebesar Rp 112 triliun."Dana Pihak Ketiga (DPK) sekitar Rp 80 triliun, lebih tinggi DPK-nya sedikit. LDR (loan to deposit ratio/rasio pinjaman terhadap simpanan) 95 %," tambahnya.Sampai semester satu, pertumbuhan perbankan syariah, khususnya dari BUS sudah mulai terlihat. Sebelumnya di 2010 hanya ada 6 BUS, dan bertambah menjadi 10 di akhir 2010, sebelum bertambah menjadi 11 BUS dengan kehadiran Maybank Syariah pada awal 2011."Saya pikir perbankan syariah tentunya kita ingat tahun 2010 ada 6 bank. Sekarang mereka sudah mulai berkontribusi terhadap pertumbuhan. Sementara untuk UUS, yang punya dampak besar itu di antaranya BTN Syariah, PermataBank Syariah, CIMB Niaga Syariah. Secara keseluruhan masih didominasi bank umum syariah," tutur Mulya.Di 2011, Mulya menyampaikan terdapat 3 proyeksi pertumbuhan target yakni optimistis di mana tumbuh 55% atau sebesar Rp 150 triliun. Kemudian, moderat yakni tumbuh 45% sebesar Rp 141 triliun dan untuk pesimistis hanya tumbuh 35% yang sebesar Rp 131 triliun.



"Untuk mencapai target tersebut diperlukan arah kebijakan di 2011,” tambahnya. Pertama, yakni peningkatan human capital bagi industri perbankan syariah."Kita akan duduk bersama dengan praktisi syariah di mana membentuk sumber daya manusia yang siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN di 2015 nanti. Agar tidak ada orang asing yang nantinya bekerja di bank syariah kita," jelas Mulya.Kebijakan kedua, sambung Mulya yakni peningkatan kualitas sistem pengawasan. Di mana konsepnya adalah melanjutkan program pengawasan secara terintegrasi."Ketiga, program pengembangan pasar perbankan syariah. Kita akan menerapkan market development strategic plan untuk memposisikan perbankan syariah menjadi salah satu pilar ekonomi nasional," kata dia."Terakhir atau keempat adalah peningkatan pelayanan. Di mana mendorong peningkatan copetation atau cooperation-competition untuk meningkatkan kualitas perbankan syariah," imbuh Mulya.

Baca Selengkapnya......

Peringkat Hutang AS Trurun

Peringkat Hutang AS Trurun
Peringkat hutang AS mengalami penurunan, dimana
Lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P) menurunkan peringkat utang luar negeri Amerika Serikat (AS) menjadi AA+ dari sebelumnya AAA. S&P juga menegaskan A-1+ untuk rating jangka pendeknya.Peringkat AS tersebut diturunkan karena situasi politik yang tak menentu, beban AS terhadap utang-utangnya yang meningkat serta outlook yang negatif."Penurunan peringkat ini mencerminkan pendapat kami bahwa rencana konsolidasi fiskal yang dilakukan pemeirntah dan parlemen AS baru-baru ini yang dalam pandangan kami, sebaiknya pemerintah perlu menstabilkan utang dalam jangka menengah," kata siaran pers S&P yang diterima detikFinance, Sabtu (6/8/2011).Selain itu, turunnya peringkat AS juga sehubungan dengan efektivitas, stabilitas, dan prediktabilitas kebijakan AS dan lembaga-lembaga politiknya melemah pada saat ada tantangan fiskal dan ekonomi yang sedang berkepanjangan. Maka dari itu, S&P pun sudah pernah memberikan pandangan negatif terhadap peringkat AS pada 18 April 2011 lalu."Sejak saat itu, S&P telah mengubah pandangan kita ke arah jurang antara partai-partai politik atas kebijakan fiskal AS, yang membuat kita pesimistis atas kapasitas parlemen dan pemerintah untuk dapat memanfaatkan kesepakatan mereka pekan ini menjadi sebuah rencana konsolidasi fiskal yang lebih luas yang menstabilkan dinamika utang pemerintah dalam waktu dekat," ujarnya.


S&P memberi prospek pada peringkat utang jangka panjang AS negatif. S&P juga bisa menurunkan peringkat jangka panjang untuk AA tadi dalam dua tahun ke depan jika ada pengeluaran yang lebih tinggi daripada yang disepakati sebelumnya."Selain itu, jika ada suku bunga yang lebih tinggi, atau tekanan fiskal baru selama periode yang telah disepakati sebelumnya," katanya.Seperti diketahui sebelumnya, Presiden AS Barack Obama mengumumkan tercapainya kesepakatan untuk mengurangi defisit sekaligus menghindari gagal bayar. Selanjutnya, Obama mendesak anggota parlemen AS menyetujui rencana itu karena dianggap hal yang paling benar.Parlemen AS dan Gedung Putih akhirnya sepakat untuk memotong US$ 2,5 triliun dari defisit selama 10 tahun ke depan, beberapa saat sebelum tenggat waktu pada 2 Agustus.Atas rencana itu, AS kembali mencatat rekor utang, kini bisa dimasukkan dalam kategori negara-negara dengan utang tinggi atau highly indebted countries senasib dengan Italia dan Belgia.Rekor utang AS dicetak setelah negara adidaya itu menambah utangnya US$ 238 miliar hingga total menjadi US$ 14,58 triliun atau hampir 100% PDB AS di tahun 2010 sebesar US$ 14,53 triliun. Jumlah utang AS tersebut juga berarti meningkat dibandingkan batasan utang AS tahun lalu yang sebesar US$ 14,29 triliun.Tambahan utang AS sebesar US$ 238 miliar itu muncul setelah proposal kenaikan batas utang AS disetujui oleh Kongres dan Senat AS. Presiden AS Barack Obama juga telah menandatangani UU kenaikan batas utang untuk menghindari gagal bayar.


Baca Selengkapnya......

Selasa, 28 Juni 2011

Angin Segar Buat karyawan Outsource di Bank, Dimana BI Mengeluarkan PBI tentang outsurce di bank

Angin Segar Buat karyawan Outsource di Bank, Dimana BI Mengeluarkan PBI tentang outsurce di bank

Adanya PBI tentang Outsource di perbankan nasional disambut suka cita oleh karyawan Oustource di Perbankan, pasalnya Saat ini draf Peraturan BI (PBI) tentang Alih Daya hampir selesai. BI sedang mencari masukan dari industri perbankan dan asosiasi penyedia jasa tenaga pihak ketiga. Penyusunan PBI mengacu pada Undang Undang Ketenagakerjaan. BI menargetkan beleid itu terbit tahun ini. Soal potensi dampak negatif itu, Sofyan Basir, Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI), mencontohkan bagian yang berhadapan langsung dengan nasabah (front office), seperti teller dan customer service.

Bank mengalihdayakan lantaran di kedua jenis pekerjaan tersebut tidak ada jenjang karier. Bank tidak bisa menaikkan atau memindahkan mereka ke bagian lain yang lingkup kerjanya lebih spesifik.

Nah, jumlah teller dan customer service ini melimpah, terutama bank yang mengoperasikan banyak cabang. Di sisi lain, masa pensiun pekerjaan ini lebih cepat. Maklum, bank cenderung menempatkan tenaga muda dan segar untuk melayani nasabah. "Bila nasabah bertemu teller berusia 55 tahun, apakah nasabah mau datang kembali?" kata Sofyan. Saat ini, total pegawai BRI mencapai 73.000 orang. Sekitar 30 persen merupakan outsourcing.BRI membagi dua jenis outsource. Pertama, pekerjaannya mendekati kualifikasi bank. Kedua, tak terkait operasional bank. Contohnya, sopir, petugas kebersihan, tukang kebun, dan satpamKategori mendekati kualifikasi bank itu misalnya teller, customer service, dan call center. Mereka ini berpeluang menjadi pegawai tetap. Bank menilai mereka setelah dua tahun bekerja. Setiap tahun ada 500 karyawan outsource menjadi staf. Tahun ini jumlahnya mencapai 4.000 orang.



Tergantung produk

Bank Mandiri juga mengalihkan pekerjaan non-inti ke pihak lain. "Untuk frontliner, kami menggunakan tenaga sendiri," kata Ogi Pramastomiyono, Direktur Kepatuhan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Bank Mandiri, Senin (27/6/2011). Dari 26.000 tenaga kerja Bank Mandiri, sebanyak 16.000 orang atau sekitar 61,54 persen merupakan tenaga outsourcing.Direktur Keuangan Bank UOB Buana Safrullah Hadi Saleh mengatakan, BI perlu memperhatikan dua hal sebelum menerapkan kebijakan ini. Pertama, apakah produknya itu bersifat massal atau tidak. Kedua, kompleksitas produk.Bila produk bersifat massal seperti kartu kredit, banyak membutuhkan tenaga kerja, baik untuk pemasaran maupun penagihan, bank tentu keberatan jika harus mempekerjakan karyawan sendiri.Kekhawatiran lain, tambah-an tenaga kerja akan menyulitkan bagian SDM mengelola dan mengawasi mereka. Dikhawatirkan, kualitas pekerjaan malah bisa menurun.


Baca Selengkapnya......

Bank Dunia Minta RI Naikkan Harga BBM sesuai harga pasar

Bank Dunia Minta RI Naikkan Harga BBM sesuai harga pasar
Sungguh ironi jika MUI mengeluarkan fatwa bahwa membeli BBM bersubsidi adalah haram, dikarenakan mengambil hak orang lain seperti yang diutarakan KH. Ma'ruf Amin, yang bertolak belakang dengan pernyataan Ekonom Senior Bank Dunia untuk Indonesia Shubham Chaudhuri dalam diskusi perkembangan triwulan perekonomian Indonesia, di Jakarta, Selasa (28/6/2011) yang mengatakan "Secara konkret langkah yang harus diambil adalah menaikkan harga BBM sesuai dengan harga pasar". Tingginya harga minyak dunia yang menembus lebih dari US$ 100 per barel sudah seharusnya menjadi sinyal bagi pemerintah Indonesia untuk menaikkan harga BBM bersubsidinya."Karena dengan meningkatkan (harga BBM) itu, maka subsidi BBM bisa beralih ke infrastruktur dan subsidi langsung masyarakat miskin. Infrastruktur pun khususnya public transportation bisa ditingkatkan untuk mengatasi macet," katanya. Kalaupun tidak menaikkan harga BBM subsidi, pemerintah bisa mereformasi kebijakan subsidi BBM yang sekarang dinilai salah sasaran. "Tapi sampai saat ini belum ada langkah konkret dari pemerintah soal subsidi. Karena subsidi BBM tidak menjamin pengendara mobil tidak menggunakan BBM subsidi. Tidak ada kepastian," jelasnya.




Sebelumnya, Menko Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan tidak mempunyai rencana sama sekali untuk menaikkan harga BBM subsidi.Di APBN 2011, jumlah subsidi BBM mencapai Rp 95,9 triliun. Subsidi ini merupakan bagian dari subsidi energi yang jumlahnya mencapai Rp 136,6 triliun. Jika tidak ada kebijakan apapun soal subsidi dari pemerintah, maka subsidi BBM bisa melonjak menjadi Rp 125,5 triliun di 2011 karena tingginya harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya......

Jumat, 01 April 2011

Bank - Bank Mulai Umumkan Base Lending Rate

Bank - Bank Mulai Umumkan Base Lending Rate

Pada hari kamis 31 Maret bank-bank papan atas mulai mengumumkan Base Lending rate mereka sebagai program keterbukaan informasi kepada nasabah, Nasabah juga boleh mempertanyakan kenapa suku bunga di bank-bank tertentu dipatok di bunga tertentu, dan petugas bank diwajibkan untuk menjelaskan dasar penetapan bunga tersebut.sebagai program edukasi dan keterbukaan informasi, dari penjelasan tersebut nasabah juga dapat memilih kredit merek berdasarkan bunga yang diumumkan oleh pihak bank.










Baca Selengkapnya......