-->

Rabu, 17 Juni 2009

Pertumbuhan Ekonomi 2009 Sebesar 4,3%

Pertumbuhan Ekonomi 2009 Sebesar 4,3%
oleh : zulfikar
Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2009 hanya mencapai 4,3% atau di bawah asumsi APBN 2009 sebesar 6%. "Pertumbuhan ekonomi diindikasikan melambat menjadi sekitar 4,3%,"kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam paparan kerangka ekonomi makro dan arah kebijakan transfer ke daerah 2010 pada rapat dengan DPD Panitia Ad Hoc (PAH) IV Bidang Anggaran di Jakarta, Selasa (16/5).Dengan penurunan pertumbuhan ekonomi tersebut, produk domestik bruto nominal 2009 juga menurun menjadi Rp 5.232,8 triliun. Angka itu lebih rendah dari perkiraan APBN 2009 yang sebesar Rp 5.327 triliun.Dalam paparannya, Sri Mulyani juga menyebutkan, tingkat inflasi sepanjang 2009 diprediksi 5%, suku bunga SBI tiga bulan sebesar 7,5%, harga minyak menjadi US$ 61 per barel, dan produksi minyak (lifting) 960 ribu barel per hari.Dia menambahkan, rata-rata harga minyak mentah diperkirakan US$ 61 per barel, meskipun pada semester II harga mengarah US$ 70 per barel. “Realisasi rata-rata harga minyak mentah diperkirakan hanya US$ 61 per barel, karena di awal tahun harga minyak cukup rendah," ujar dia.Untuk nilai tukar, kata dia, realisasi rata-rata nilai tukar 2009 Rp 10.600 per dolar AS atau lebih tinggi dibandingkan asumsi APBN 2009 yang sebesar Rp 9.400 per dolar AS."Dolar AS mengalami gejolak karena utang Pemerintah Amerika Serikat yang melonjak tinggi akibat stimulus untuk krisis ekonomi yang menyebabkan confidence terhadap dolar terkoreksi. Tapi karena dolar AS secara de facto merupakan mata uang global, pelemahannya tidak cepat," papar dia.Hingga Mei 2009, realisasi PDB secara nominal mencapai Rp 1.300,3 triliun dengan perkiraan realisasi sebesar Rp 5.232,8 triliun. Pertumbuhan ekonomi pada Mei mencapai 4,4%, inflasi pada 6,04%, kurs rupiah terhadap dolar AS senilai Rp 11.258, suku bunga SBI tiga bulan 8,82%. Selain itu, harga minyak mencapai US$ 46,5 per barel, dan realisasi lifting minyak mencapai 957 ribu barel per hari.Menurut Sri Mulyani, kinerja APBN 2009 hingga Mei relatif lebih baik dibandingkan 2008, walaupun menghadapi tantangan dari sisi penerimaan. Surplus APBN 2009 (dokumen stimulus) mencapai Rp 8,7 triliun akibat rendahnya realisasi belanja negara. “Surplus masih lebih baik dibandingkan periode sama 2008 yang mencapai Rp 68,6 triliun,” tambah dia.Realisasi pendapatan negara hingga Mei mencapai Rp 295,7 triliun atau 34,8% dari target APBN 2009 (dokumen stimulus) yakni Rp 848,6 triliun. Realisasi belanja negara mencapai Rp 287 triliun atau 29% dari target sebesar Rp 988,1 triliunSedangkan realisasi pembiayaan mencapai 49,6% atau Rp 69,2 triliun dari target sebesar Rp 139,5 triliun. “Kami memperkirakan realisasi belanja negara akhir 2009 mencapai 95%, lebih baik meski tidak signifikan dibandingkan realisasi tahun lalu 89,5%,” kata dia.


Konsisten
Di sisi lain, Ketua PAH IV DPD Anthony Charles Sunarjo meminta pemerintah konsisten menyikapi target pertumbuhan ekonomi. Di samping itu pemerintah harus tetap melakukan kebijakan stimulus fiskal, meskipun imbas krisis global terhadap Indonesia tidak terlalu parah.“DPD menilai krisis global tidak memberi dampak serius dalam perekonomian Indonesia di 2009,” ujar dia. Ketua PAH II DPD Sarwono Kusumaatmadja juga mengatakan, dampak krisis global ke Indonesia tidak terlalu besar. Namun, dia mengaku banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai target perekonomian.“Saya kira dampak krisis tidak terlalu besar memengaruhi kondisi perekonomian Indonesia. Namun saya kuatir dengan masa perubahan musim akibat global warming. Ini dapat memengaruhi kinerja ekonomi, misal bila musim kemarau tiba, tentu akan memengaruhi produksi di sektor pangan dan pertanian,” papar dia

0 Comments: