-->

Rabu, 23 Januari 2008

Biaya Pengembangan Migas "Cost recovery" 2007 Capai USD 8,3 M

Biaya Pengembangan Migas "Cost recovery" 2007 Capai USD 8,3 M
oleh : zulfikar
Biaya Pengembangan Migas yang diganti oleh pemerintah " Cost recovery " untuk untuk seluruh kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) selama tahun 2007 mencapai USD8,3 miliar atau sekitar Rp78 triliun. Jumlah tersebut naik dibandingkan realisasi tahun 2006 sebesar USD7,815 miliar.



””Bertambahnya jumlah cost recovery tersebut disebabkan semakin tingginya biaya operasi. Tingginya harga minyak dunia turut memengaruhi barang-barang kebutuhan industri perminyakan,” tutur Wakil Kepala BP Migas Abdul Muin dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta kemarin. Muin memerinci besaran cost recovery tersebut terbagi atas USD4,802 miliar untuk minyak dan USD3,535 miliar untuk gas.

Sepuluh besar penerima cost recovery tahun 2007 menurut dia adalah PT Pertamina EP sebesar USD1,785 miliar; Chevron Pacific Indonesia-Rokan USD1,133 miliar; Inpex-East Kalimantan USD828,6 juta; Total E&P Indonesia-Mahakam USD823,7 juta; Conoco- Phillips-Natuna B USD725,7 juta; CNOOC SES Ltd-SE Sumatera USD395,3 juta; Petrochina Int Ltd-Jabung USD262,4 juta; VICO-Sanga- Sanga USD249,7 juta; Conoco- Phillips (Grissik)-Corridor PSC USD227,6 juta dan Chevron Makassar Str USD204 juta. Naiknya cost recovery tersebut dipertanyakan Wakil Ketua Komisi VII DPR Ahmad Farial. BP Migas menurut dia harus mengawasi secara ketat pengeluaran cost recovery tersebut agar jangan sampai biaya yang diajukan kontraktor semakin tinggi namun produksi justru semakin rendah.

Pada kesempatan itu, Abdul Muin mengakui bahwa produksi minyak sejumlah lapangan baru tidak sesuai atau meleset dari target dalam rencana pengembangan (plan of development/POD). ”Ketidaksesuaian itu merupakan salah satu penyebab penurunan produksi minyak secara keseluruhan,”ujarnya. Lapangan-lapangan yang produksinya tak sesuai PoD tersebut antara lain adalah Pondok Tengah yang dioperasikan PT Pertamina EP; Lapangan West Seno yang dikelola PT Chevron Pacific Indonesia; Belanak yang dioperasikan ConocoPhillips; dan Mengoepeh yang dioperasikan PearlOil

1 Comment:

C.A. Hidayat, MSi said...

OK, Cost recovery meningkat dibandingkan tahun lalu, korelasinya selalu positif dengan adanya explorasi new Well. Apakah tahun 2007 ini ada kenaikan produksi BOPD (Barrel Oil per day) rata2 khususnya untuk Wells di Riau daratan? Nampaknya anda juga "melek wawasan" dalam hal ekonomi SDA :). Mohon jawaban. Thanx